Detail Cantuman

Risiko perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan hilangnya kendali perilaku seseorang yang diarahkan
pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan. Dampak yang ditimbulkan pasien yang mengalami risiko
perilaku kekerasan adalah pasien dapat melakukan bunuh diri, membunuh orang lain, dan merusak
lingkungan. Peran perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan risiko perilaku
kekerasan adalah ajarkan cara mengontrol marah dengan latihan fisik (tarik napas dalam dan pukul bantal),
mengontrol marah dengan patuh minum obat, mengontrol marah dengan cara verbal, dan mengontrol marah
dengan cara spiritual. Pasien dengan perilaku kekerasan selain tindakan keperawatan yang dilakukan, pasien
juga dapat diberikan terapi relaksasi napas dalam. Teknik relaksasi napas dalam merupakan suatu teknik terapi
perilaku untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan. Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan asuhan
keperawatan dan penerapan terapi relaksasi napas dalam pada pasien dengan risiko perilaku kekerasan.
Metode penulisan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus disertai penerapan praktik
berbasis bukti. Hasil yang didapatkan yaitu terjadi penurunan tanda dan gejala pada pasien dengan risiko
perilaku kekerasan. Implementasi yang dilakukan yaitu melakukan terapi relaksasi napas dalam 10 menit
dengan frekuensi 2x/hari selama tiga hari untuk menurunkan marah atau emosi pasien. Hasil evaluasi
menunjukkan terjadi penurunan tanda dan gejala pada pasien risiko perilaku kekerasan secara signifikan.
Dapat disimpulkan bahwa terapi relaksasi napas dalam dapat diterapkan pada pasien dengan risiko perilaku
kekerasan untuk menurunkan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan. Saran: perawat dapat mengajarkan
terapi relaksasi napas dalam pada pasien untuk menurunkan tanda dan gejala risiko periaku kekerasan.